3 Kebiasaan Milyarder yang Bisa Membuat Anda Kaya

Keberhasilan atau kesuksesan seseorang ditentukan oleh pikirannya, mindset-nya. Pikirannya membuahkan tindakan atau action. Tindakan-tindakan yang sering dilakukan membentuk kebiasaan atau habit. Kebiasaan-kebiasaan positif akan membentuk hasil yang positif.

milyarder sukses dan banyak uang

3 Kebiasaan Milyarder yang Bisa Membuat Anda Kaya

Ada 3 kebiasaan milyarder, yang kalau sering kita lakukan bisa membuat kita menjadi kaya raya.

1. Kebiasaan Menghitung Uang

Yang dimaksud dengan kebiasaan menghitung uang adalah mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran. Sekecil apapun pengeluaran kita, baiknya tercatat dengan baik. Karena, uang kecil akan menjadi besar ketika terakumulasi. Uang Rp. 1.000 akan menjadi besar jika terakumulasi sampai 100.000 kali.

Mungkin, bagi sebagian orang, ini adalah negatif. "Kamu kok itung-itungan sih". Kurang lebih seperti itu.

Ini bukan soal itung-itungan. Tapi ini bicara soal kedisiplinan. Disiplin mengatur pemasukan dan pengeluaran. Jangan sampai, di akhir bulan kita tidak tahu uang gajian itu habis entah kemana. Jangan sampai kita tidak tahu kemana larinya uang itu.
Ingat! Uang itu suka dengan orang yang disiplin. Sukses itu suka dengan orang yang disiplin.

2. Kebiasaan Menggunakan Kemampuan Orang Lain

Orang sukses di luar sana, tidak memikirkan bagaimana cara mengerjakan semuanya sendirian. Kalau berbisnis, mereka tidak mengandalkan kemampuannya sendiri.

Walaupun sebenarnya itu bisa mereka lakukan sendirian. Namun, mereka lebih memilih mendelagasikannya kepada orang lain. Mereka lebih fokus terhadap hal-hal penting untuk kemajuan perusahaan.

Sebagai contoh. Seorang bisnis owner sebuah restoran, ia tidak perlu pintar masak. Namun, ia cukup merekrut orang yang jago masak. Untuk urusan pajak, ia cukup mengangkat karyawan yang paham mengenai accounting dan perpajakan. Untuk urusan pemasaran, ia cukup mengangkat seorang yang jago jualan.

Kita tidak perlu cerdas dalam segala hal. Tapi kita bisa merekrut orang yang lebih pintar daripada kita.

Kebiasaan nomor dua ini bisa juga dibilang kebiasaan memanfaatkan orang lain. Bisa juga memanfaatkan uang orang lain, tenaga orang lain, dan waktu orang lain.

3. Kebiasaan Mengakumulasi Ilmu Pengetahuan

Orang sukses itu tidak akan pernah berhenti belajar. Mereka selalu haus akan ilmu pengetahuan. Mereka bersedia menghabiskan waktu, uang dan pikiran untuk mendapatkan pengetahuan.

Mereka selalu baca buku, ikut seminar, mendengarkan CD/audio, mengikuti pelatihan, dan sebagainya.

Mereka rela menghabiskan waktu untuk belajar tentang ilmu cara mendapatkan uang, mengelola uang dan melipatgandakan uang. Mereka belajar bagaimana caranya agar nanti uang bisa bekerja untuk mereka.

Tiga kebiasaan ini bisa membuat Anda menjadi seorang yang kaya raya.

Btw. Bicara soal harta dan kekayaan, ada sebuah tulisan menarik dari seorang metivator terbaik di Indonesia, Ippho Santosa. Berikut ini tulisannya:
Haruskah kita anti harta?
Dunia, termasuk harta, boleh dinikmati. Yang penting, jangan berlebih-lebihan dan jangan bermegah-megahan. Kali ini saya mengajak teman-teman menyimak pendapat ulamanya para ulama. Boleh? Namanya Syaikh Yusuf Qardhawi.

Beberapa tahun yang lalu, alhamdulillah saya sempat bertamu dan bertemu dengan Syaikh Yusuf Qardhawi di rumahnya. Personal, masya Allah. Ada beberapa hal yang saya tanya dan beliau jawab, di antaranya peranan harta.

Sebagai ketua para ulama di dunia untuk sekian periode, beliau mengatakan bahwa harta itu mutlak diperlukan. Ya, mutlak. Lapar, kan perlu makan. Haus, kan perlu minum. Takut, kan perlu naungan. Termasuk urusan dakwah. Jangan tabu dengan harta.

Beliau pun mengingatkan pentingnya bersedekah dengan mengutip Surat Al-Ma’un. Namun beliau juga mengingatkan bahaya bermegah-megahan dengan mengutip Surat Al-Takatsur. Masya Allah, peringatan yang berimbang!

Boleh-boleh saja menikmati dunia. Tapi dengan kepantasan dan kewajaran. Tidak berlebih-lebihan, tidak bermegah-megahan.

Kurang kaya apa Umar dan Usman di zamannya? Demikian pula kekuasaannya. Tapi adakah mereka bermegah-megahan? Setahu saya, Umar dan Usman memilih gaya hidup yang sangat sederhana.

Perlu contoh konkrit?

Misal, Anda mau membeli handphone canggih seharga 10-an atau belasan juta, dengan tujuan untuk memudahkan urusan kerja. Camera-nya bagus, karena memang perlu, buat foto produk dan promosi. Memory-nya besar, karena memang perlu, buat menyimpan foto produk dan data-data penting terkait bisnis.

Boleh? Sah? Menurut saya, itu sah-sah saja. Silakan beli. Soal fungsi tho, bukan soal emosi. Tapi kalau Anda membeli handphone mahal untuk tujuan gaya-gaya saja, kemungkinan itu bagian dari berlebih-lebihan dan bermegah-megahan. Malah mendekati mubazir.

Contoh lain. Anda ingin menambah kendaraan. Cek dulu, apa tujuannya? Untuk delivery barang atau mengantar-ngantar tim. Nah, ini masih boleh. Tapi kalau Anda menambah kendaraan semata-mata untuk gonta-ganti saja atau kesenangan pribadi, kemungkinan itu bagian dari berlebih-lebihan.

Hati-hati. Kita semua paham bahwa harta halal akan dihisab. Harta haram akan diazab. Sekali lagi, hati-hati. Sekian dari saya, Ippho Santosa.

Bagikan artikel ini