Tata Cara Shalat Sunnah yang Luar Biasa Manfaatnya

Shalat Dhuha Bukan Sekedar Rezeki, Bukan Sekedar Uang

Tata Cara Shalat Sunnah yang Luar Biasa Manfaatnya

Berikut ini adalah shalat-shalat sunnah yang apabila dikerjakan dengan konsisten bisa berpengaruh terhadap kualitas hidup kita. Shalat-shalat sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Shalat Sunnah sangat bermanfaat bagi kehidupan kita di dunia dan akhirat.

Shalat Sunah Witir

Shalat sunah witir dilaksanakan setelah shalat isya’, sebanyak-banyaknya 11 raka’at dengan salam pada setiap dua raka’at. Pada raka’at pertama dibaca Surah al-A’la (sabbihis) setelah al-Fatihah. Pada raka’at kedua dibaca Surah al-Kafirun setelah al-Fatihah. Kemudian pada satu raka’at yang merupakan penutup, dibaca surah al-Ikhlash, al-Falaq, dan surah an-Nas masing-masing satu kali setelah al-Fatihah.

Niat shalat witir adalah :
أُصـَلِّي سُـنَّـةً مِنَ الْوِتْرِ رَكْـعَـــتَيْنِ لِلَّهِ تَعَـالَى .

Sambil mengucap takbiratul ihram, ucapkan dalam hati “Saya niat shalat sunah dari witir dua raka’at
karena Allah”

Sedangkan niat pada satu raka’at terakhir adalah:
أُصَـلِّي سُـنَّـةَ الْوِتْرِ رَكْعَةً لِلَّهِ تَعَالَى
“Saya niat shalat sunah witir satu raka’at karena Allah ta’ala”.

Shalat Sunah Dhuha

Shalat sunah dhuha waktunya setelah matahari terbit dan naik sepenggalahan hingga zhuhur. Sedikitnya 2 raka’at dan sebanyak-banyaknya 8 raka’at dengan salam setiap dua raka’at.

Pada raka’at pertama setelah dibaca al-Fatihah, dibaca surah al-Syams (wasysyamsi wadhuhaaha) atau surah al-Kafirun. Pada raka’at kedua dibaca surah al-Dhuha (wadhdhuha) atau surah al-Ikhlash setelah al-Fatihah.

Do’anya ialah:

اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَللَّهُمَّ إِنَّ الضُّـحَى ضُحَـاؤُكَ وَالْجـَمَالَ جَـمَالُكَ وَالْبَـهَاءَ بَـهَاؤُكَ وَالْقُـدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْقُوَّةَ قُـوَّتُكَ وَالْعِصْمَـةَ عِصْمَتُكَ وَالْـمَغْفِـرَةَ مَغْفِـرَتُكَ أَللَّهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِي فِي السَّـمَاءِ فَأَنْـزِلْهُ وَإِنْ كَانَ فِي اْلأَرْضِ فَأَخْـرِجْهُ وَإِنْ كَانَ فِي الْـمَاءِ وَالْبَحْـرِ فَأَطْـلِعْهُ وَإِنْ كَانَ بَعِيـْداً فَقَـرِّبْهُ وَإِنْ كَانَ آجِـلاً فَعَجِّـلْهُ وَإِنْ كَانَ مُعَسَّـرًا فَيَسِّـرْهُ وَإِنْ كَانَ حَـرَامًا فَطَـهِّرْهُ وَإِنْ كَانَ قَلِيْلاً فَكَـثِّرْهُ وَإِنْ كَانَ كَـثِيْرًا فَبَارِكْ لِي فِيْهِ وَأَوْصِلْهُ إِلَيَّ حَيْثُ كُنْتُ وَلاَ تَنْـقُلْنِي إِلَيْهِ حَيْثُ كَانَ بِحَـقِّ ضُحَائِكَ وَجَـمَالِكَ وَبـَهَائِكَ وَقـُدْرَتِكَ وَقُـوَّتِكَ أَللَّهُمَّ اجْـعَلْ يَدِيَ الْعُـلْيَا بِاْلإِعْـطَاءِ وَلاَ تَجْعَلْهَا السُّـفْلَى بِاْلإِسْـتِعْطَاءِ أَللـَّهُمَّ آتِنِي مَاآتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ وَصَلَّى الله عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَـالَمِيْنَ .

“Ya Allah ya Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah milik Engkau, keindahan adalah milik Engkau, kemegahan adalah milik Engkau, kekuasaan adalah milik Engkau, kekuatan adalah milik Engkau, pemeliharaan adalah milik Engkau, dan ampunan adalah milik Engkau. Ya Allah ya Tuhanku, apabila rizki saya berada di langit maka turunkanlah ia, apabila rizki saya berada di perut bumi maka keluarkanlah ia, apabila ia berada di dalam air atau di dalam laut maka keluarkanlah, apabila ia berada di tempat yang jauh maka dekatkanlah ia, apabila ia datangnya lambat maka percepatlah, apabila sulit diperolehnya maka mudahkanlah, apabila ia rizki yang haram maka sucikanlah, apabila ia sedikit maka perbanyaklah, apabila ia banyak maka berkahilah untuk saya dan sampaikanlah ia kepada saya di mana saya berada, janganlah Engkau bawa saya kepadanya di mana ia berada dengan kecerahan-Mu, dengan keindahan-Mu, dengan kemegahan-Mu, dengan kekuasaan-Mu, dan dengan kekuatan-Mu. Ya Allah ya Tuhanku, jadikanlah tangan saya ini sebagai tangan yang di atas dengan memberi dan janganlah Engkau menjadikannya sebagai tangan yang di bawah dengan meminta. Ya Allah ya Tuhanku, berikanlah kepada saya apa-apa yang telah Engkau berikan kepada para hamba-Mu yang saleh. Sampaikanlah shalawat dan salam sejahtera kepada penghulu kami Nabi Muhammad dan kepada keluarganya serta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam”.

Shalat Sunah Tahiyyat Masjid.

Disunahkan melaksanakan shalat tahiyyatulmasjid ketika kita memasuki masjid, kecuali memasuki Masjidilharam, tahiyyatulmasjid-nya adalah thawaf di Ka‘bah. Bagi yang tidak mampu melakukan thawaf dapat menggantinya dengan shalat tahiyyatulmasjid.

Cara melaksanakan shalatnya sebagai berikut :
Niat di dalam hati sambil mengucap takbiratulihram:
أُصَلِّي سُنَّةَ تَـحـِيَّةِ الْمِسْجِدِ رَكْعَتَيْنِ ِلِلَّهِ تَعاَلىَ.

”Saya niat shalat sunah tahiyyat masjid dua raka’at karena Allah ta‘ala”.

Pada raka‘at pertama dibaca al-Fatihah dan surah al-Kafirun (jika bersedia) sedangkan pada raka’at kedua dibaca al-Fatihah dan surah al-Ikhlash (jika bersedia).

Shalat Tahajjud

Shalat tahajjud ialah setiap shalat sunah yang dilakukan pada malam hari setelah bangun tidur yang tidurnya setelah shalat isya’. Waktunya berlangsung hingga menjelang subuh. Seperti shalat tasbih, shalat istikharah, dan shalat witir yang belum dikerjakan sebelum tidur. Dengan shalat-shalat tersebut dapat diperoleh pahala tahajjud.

Apabila shalat-shalat tersebut sudah dilakukan sebelum tidur, maka dapat dikerjakan shalat dengan niat tahajjud dengan jumlah raka’at yang tidak terbatas dan salam setiap dua raka’at. Lebih baik lama berdiri dengan membaca surah-surah panjang serta bacaan-bacaan tasbih ruku’ dan sujud yang banyak daripada memperbanyak jumlah raka’atnya tetapi cepat.

Niatnya yang disertai dengan takbiratul ihram adalah:

أُصَلِّي سُــنَّةَ التَّهَجُّـدِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى .
“Saya niat shalat tahajjud dua raka’at karena Allah ta’aala”.

Shalat Sunnah Tasbih

Shalat tasbih ialah shalat sunah yang jumlahnya empat raka’at dan banyak dibaca di dalamnya tasbih. Shalat tersebut dapat dilaksanakan pada malam hari maupun siang hari. Kalau bisa dilakukan setiap hari, kalau tidak bisa setiap Jum’at, atau hanya sebulan sekali. Caranya sebagai berikut:

(1) Niat di dalam hati sambil mengucap takbiratul ihram:
أُصَـلِّي سُـنَّةَ التَّسْـبِيْحِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَـالىَ .


“Saya niat shalat sunnat tasbih dua raka’at karena Allah”.

(2) Baca al-fatihah dan surah yang agak panjang (kalau hafal).
(3) Baca 15 kali tasbih di bawah ini:
سُبْحَـانَ اللهِ وَالْحـَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْـبَرْ
(4) Ruku’ dan baca tasbih di atas 10 kali setelah membaca tasbih ruku’.
(5) Berdiri dan baca tasbih di atas 10 kali setelah membaca bacaan i’tidal.
(6) Sujud dan baca tasbih di atas 10 kali setelah membaca tasbih sujud.
(7) Duduk dan baca tasbih di atas 10 kali setelah membaca do’a duduk di antara dua sujud.
(8) Sujud kedua dan baca tasbih di atas 10 kali setelah membaca tasbih sujud.
(9) sebelum berdiri duduk dulu dengan membaca tasbih di atas 10 kali.
(10) Kemudian bangun untuk melakukan raka’at kedua. Dengan demikian jumlah tasbih pada setiap raka’atnya ialah 75 kali.
Demikian pula pada raka’at kedua dilakukan seperti pada raka’at pertama dengan tasbih terakhir 10 kali sebelum tahiyyat. Selanjutnya shalat lagi dua raka’at dengan cara-cara seperti di atas.

Shalat sunah istikharah

Shalat sunah istikharah ialah shalat sunah 2 raka’at untuk memohon kepada Allah ketentuan pilihan yang lebih baik di antara 2 hal atau lebih yang belum bisa diduga baik-buruknya. Caranya adalah seperti shalat biasa, sedangkan waktunya yang lebih utama pada malam hari. Pada raka’at pertama dibaca al-Fatihah kemudian ayat di bawah ini lalu surah al-Kafirun:

وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَايَشاَءُ وَيَخْتاَرُ ماَكَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ سُبْحَانَ اللهِ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُوْنَ.
“Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka, Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan dengan Dia”.

Sedangkan pada raka’at yang kedua dibaca al-Fatihah kemudian ayat di bawah ini lalu surah al-Ikhlash:

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلاَ مُؤْمِنَةٍ إِذاَ قَضَى اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَمْراً أَنْ يَكُوْنَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً مُبِيْناً .

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata”.

Niatnya adalah sebagai berikut:

أُصَلِّي سُـــنَّةَ اْلإِسْتِخَارَةِ رَكْعَــتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى .

“Saya niat shalat sunah istikharah dua raka’at karena Allah ta’ala”.

Selesai shalat bacalah do’a di bawah ini:

اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصِحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ اَللّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذاَ اْلأَمْرَ ...... خَيْرٌ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِي عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ فَاقْدِرْهُ لِيْ وَيَسِّرْهُ لِيْ ثُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْهِ وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّهُ شَرٌّ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ فَاصْرِفْهُ عَنِّيْ وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاقْدِرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ رَضِّنِيْ بِهِ .


“Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Ya Allah ya Tuhanku, sampaikanlah shalawat dan salam sejahtera kepada penghulu kami Nabi Muhammad dan kepada keluarganya serta para sahabatnya. Ya Allah ya Tuhanku, sesungguhnya saya memohon petunjuk agar Engkau ya Allah memilihkan untuk saya mana yang baik menurut Engkau. Saya memohon agar Engkau memberikan kepastian dengan ketentuan Engkau, dan saya memohon kepada Engkau sebagian dari karunia-Mu yang Maha Agung, karena hanya Engkaulah sesungguhnya Yang Maha Kuasa dan Maha Mengetahui, sedangkan saya tidak berdaya dan tidak mengetahui, dan sesungguhnya Engkau adalah Zat Yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi. Ya Allah ya Tuhanku, jika dalam pengetahuan-Mu persolalan ini (………) baik untuk saya, bagi agama saya, dan bagi penghidupan saya, serta baik pula akibatnya bagi saya, maka berikanlah perkara ini kepada saya dan mudahkanlah perkara itu untuk saya, kemudian berkahilah ia bagi saya. Ya Allah ya Tuhan ku, jika dalam pengetahuan-Mu perkara ini (……..) tidak baik bagi diri saya, bagi agama saya, serta bagi penghidupan saya dan tidak baik akibatnya, maka jauhkanlah ia dari diri saya serta jauhkanlah saya darinya. Berikanlah kebajikan kepada saya di mana saja saya berada, kemudian jadikanlah saya orang yang ridha terhadap anugerah Engkau”.


Bagikan artikel ini